Jumat, 30 Desember 2016

‘’Filsafat Pendidikan (ALIRAN ESENSIALISME)’’


Secara etimologi esensialisme berasal dari bahasa inggris yakni essential ( inti atau pokok dari sesuatu), dan isme berarti aliran, mazhab atau paham. Menurut Brameld Esensialisme adalah aliran yang lahir dari perkawinan  dua aliran dalam filsafah yaitu idealisme dan realism.
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa orang pelopornya, seperti William C, Bagley, Thomas Briggs, Federick Breed, dan  Isae L Kandell. Pada tahun 1938 mereka membentuk suatu lembaga yang disebut “The Esensialist Commite For The Advenchement of American Education”. Bagley sebagai pelopor esensialisme adalah seorang guru besar pada “ Teacher College”. Colombia university. Ia yakin bahwa fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah kepada generasi  muda.
Konsep pendidikan 
Dikemukakan oleh kaum esensialis, bahwa sekolah-sekolah harus melatih dan mendidik siswa untuk berkomunikasi  dengan jelas dan logis. Keterampilan  keterampilan inti dalam kurikulum haruslah berupa membaca, menulis, berbicara, dan berhitung, serta sekolah memiliki tanggung jawab apakah semua siswa menguasai keterampilan tersebut.
Menurut  esensialisme , pendidikan  sekolah harus bersifat praktis dan memberi anak-anak pengajaran yang logis yang mempersiapkan mereka untuk hidup, sekolah tidak boleh mencoba mempengaruhi atau menetapkan  kebijakan-kebijakan social. Walaupun demikian  kritik-kritik terhadap esensialisme mendakwa bahwa orientasi  yang terikat tradisi pada pendidikan  sekolah akan mendoktrinasi siswa dan mengesampingkan kemungkinan perubahan.
Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan sensialisme  adalah mempersiapkan : Mempersiapkan manusia untuk hidup, namun hidup sangat kompleks dan luas, sehingga kebutuhan- kebutuhan  untuk hidup tersebut berada diluar wewenang sekolah. Hal ini tidak berarti bahwa sekolah tidak dapat memberikan kontribusi untuk mempersiapkan hidup tersebut. Kontribusi sekolah  terutama bagaimana merancang sasaran mata pelajaran yang dapat dipertanggungjawabkan , yang pada akhirnya memadai untuk mempersiapkan manusia hidup.
Kurikulum
Kurikulum esensialisme  seperti halnya perenialisme yaitu kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran. Di sekolah dasar penekanannya pada kemapuan dasar membaca, menulis, dn matematika. Di sekolah menengah diperluas dengan perluasan matematika, sins, humaniora, bahasa, dan sastra.Peranan sekolah dan guru
Peran sekolah: adalah memelihara dan menyampaikan warisan  budaya dan sejarah pada generasi pelajar dewasa ini, melalui hikmat dan pengalaman yang terakumulasi dari disiplin tradisional. Selanjutnya peran guru sangat banyak guru dianggap sebagai lapangan subjek khusus,dan merupalakan  model contoh yang sangat  baik untuk ditiru dan digugu. Guru merupakan orang yang menguasai pengetahuan.
Menurut  esensialisme , pendidikan  sekolah harus bersifat praktis dan memberi anak-anak pengajaran yang logis yang mempersiapkan mereka untuk hidup, sekolah tidak boleh mencoba mempengaruhi atau menetapkan  kebijakan-kebijakan social. Walaupun demikian  kritik-kritik terhadap esensialisme mendakwa bahwa orientasi  yang terikat tradisi pada pendidikan  sekolah akan mendoktrinasi siswa dan mengesampingkan kemungkinan perubahan. Pendidikan esensialisme memandang bahwa untuk  mengatasi persoalan pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dahulu, karena nilai- nilai masa  lalu sudah teruji, sehingga tidak ragu lagi kebenarannya.
Prinsip pendidikan esensialisme.
Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras, tidak begitu saja timbul dari dalam diri siswa. Inisiatif dalam pendidikan ditekankn pada guru, bukan pada siswa. Peranan guru adalah menjembatani antara dunia orang dewasa dan dunia anak.
Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan. Esensialisme mengakui pendidikan  akan mendorong individu merealisasikan potensinya.kurikulum diorganisasi dan direncanakan dengan pasti oleh orang dewasa.
Sekolah harus mempertahankan metode tradisional yang bertautan dengan disiplin mental. Esensialisme mengakui bahwa metode pemecahan masalah  ada faedahnya.
Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan  kesejahteraan umum merupkan tuntutan demokrasi yang nyata.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa  kelebihan esensialisme dalam pendidikan :
1)      Memiliki tujuan umum dan tujuan akhir pendidikan.
2)      Kurikulum ditentukan oleh orang dewasa.
3)      Mengakui adanya keharusan disiplin yang keras dari orang dewasa dalam membawa anak didik untuk mencapai tujuan akhir.
Kelemahan esendialisme dalam pendidikan :
1)      Esensialisme kurang sekali menunjukkan  pendidikan intlektual.
2)      Esensialisme banyak menyerap sumbangan  positif dari pragmatism yang menghasilkan metode – metode pendidikan.
3)      Esensialisme menari hasil karya yangbesar dari masa lampau.
Contoh guru esensialisme:
Pak Samuel guru matematika disuatu SMP disuatu blok miskin di daerah kota. Sebelum datang kesekolah itu enam thun yang lalu ia mengajar disekolah daerah pedesaan . ia terkenal dilingkungan  sekolahnya dinilai sebagai guru pekrja keras dan berdedikasi. Komitmennya pada anak-anak secara khusus Nampak ketik ia berbicara mengenai mempersiapkan anak- anaknya untuk kehidupan di SMU dan diluar sekolah.
 Pak Samuel  di sekolahnya telah dikenal tidak menyetujui metode –metode  yang digunakan oleh sebagian guru yang lebih muda dan lebih berorientasi humanistic. Misalnya ia seara terbuka dan kritis (pada rapat guru) terhadap kecenderungan  sebagian guru yang membiarkan para siswa melakukan hal sendiri dan menghabiskan waktu mengungkapkan perasaan mereka.
 Para siswa telah menerima pendekatan Pak Samuel pada pengajaran tanpa omong kosong. Dengan beberapa pengecualian , kelasnya secara tertib berjalan seperti bisnis. Masing-masing periode kelas mengikuti suatu rutinitas standar. Para siswa memasuki ruangan dengan tenang dan duduk dengan sedikit sekali tindakan bodoh dan main-main yang menandai awal dari banyak kelas lainnya disekolah. Seperti halnya aturan bisnis pertama, pekerjaan rumah sebelumnya dikembalikan dan dibahas. Selanjutnya , Pak Samuel memprentasikan pelajaran hari itu, biasanya penjelasan berlangsung selama 15 ampai 20 menit, tentang bagaimana memecahkan suatu jenis persoalan matematika tertentu. Selama pengajaran dalam kelompok besar, Pak Samuel juga banyak menggunakan papan tulis , transparansi overhead, dan beragam alat manipulatif seperti sempoa besar dan balok-balok berwarna yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda.
Tujuan pendidikan esensialisme adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, dasar bertahan sepanjang waktu untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini di ikuti oleh ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang  tepat untuk membentuk unsur-unsur yang inti (esensialisme), sebuah pendidikan. Jadi menurut esensialisme sekolah berfungsi untuk warga negara supaya hidup dengan prinsip-prinsip dan lembaga-lembaga sosial yang ada didalam masyarakat.
Peranan aliran esensialisme dalam pendidikan adalah sebagai  sako guru dalam kebudayaan modern, sebagai pemeliharaan kebudayaan (warisan kebudayaan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar