Secara etimologi esensialisme berasal dari bahasa inggris yakni essential (
inti atau pokok dari sesuatu), dan isme berarti aliran, mazhab atau paham. Menurut
Brameld Esensialisme adalah aliran yang lahir dari perkawinan dua aliran
dalam filsafah yaitu idealisme dan realism.
Gerakan
esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa orang pelopornya,
seperti William C, Bagley, Thomas Briggs, Federick Breed, dan Isae L
Kandell. Pada tahun 1938 mereka membentuk suatu lembaga yang disebut “The
Esensialist Commite For The Advenchement of American Education”. Bagley sebagai
pelopor esensialisme adalah seorang guru besar pada “ Teacher College”.
Colombia university. Ia yakin bahwa fungsi utama sekolah adalah menyampaikan
warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda.
Konsep pendidikan
Dikemukakan oleh kaum esensialis, bahwa sekolah-sekolah harus melatih dan
mendidik siswa untuk berkomunikasi dengan jelas dan logis. Keterampilan
keterampilan inti dalam kurikulum haruslah berupa membaca, menulis,
berbicara, dan berhitung, serta sekolah memiliki tanggung jawab apakah semua
siswa menguasai keterampilan tersebut.
Menurut esensialisme , pendidikan sekolah harus bersifat praktis dan memberi anak-anak pengajaran yang logis yang mempersiapkan mereka untuk hidup, sekolah tidak boleh mencoba mempengaruhi atau menetapkan kebijakan-kebijakan social. Walaupun demikian kritik-kritik terhadap esensialisme mendakwa bahwa orientasi yang terikat tradisi pada pendidikan sekolah akan mendoktrinasi siswa dan mengesampingkan kemungkinan perubahan.
Menurut esensialisme , pendidikan sekolah harus bersifat praktis dan memberi anak-anak pengajaran yang logis yang mempersiapkan mereka untuk hidup, sekolah tidak boleh mencoba mempengaruhi atau menetapkan kebijakan-kebijakan social. Walaupun demikian kritik-kritik terhadap esensialisme mendakwa bahwa orientasi yang terikat tradisi pada pendidikan sekolah akan mendoktrinasi siswa dan mengesampingkan kemungkinan perubahan.
Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan sensialisme adalah mempersiapkan : Mempersiapkan
manusia untuk hidup, namun hidup sangat kompleks dan luas, sehingga kebutuhan-
kebutuhan untuk hidup tersebut berada diluar wewenang sekolah. Hal ini
tidak berarti bahwa sekolah tidak dapat memberikan kontribusi untuk
mempersiapkan hidup tersebut. Kontribusi sekolah terutama bagaimana
merancang sasaran mata pelajaran yang dapat dipertanggungjawabkan , yang pada
akhirnya memadai untuk mempersiapkan manusia hidup.
Kurikulum
Kurikulum esensialisme seperti halnya perenialisme yaitu kurikulum
yang berpusat pada mata pelajaran. Di sekolah dasar penekanannya pada kemapuan
dasar membaca, menulis, dn matematika. Di sekolah menengah diperluas dengan
perluasan matematika, sins, humaniora, bahasa, dan sastra.Peranan sekolah dan
guru
Peran sekolah: adalah memelihara dan menyampaikan warisan budaya dan
sejarah pada generasi pelajar dewasa ini, melalui hikmat dan pengalaman yang
terakumulasi dari disiplin tradisional. Selanjutnya peran guru sangat banyak
guru dianggap sebagai lapangan subjek khusus,dan merupalakan model contoh
yang sangat baik untuk ditiru dan digugu. Guru merupakan orang yang
menguasai pengetahuan.
Menurut esensialisme , pendidikan sekolah harus bersifat
praktis dan memberi anak-anak pengajaran yang logis yang mempersiapkan mereka
untuk hidup, sekolah tidak boleh mencoba mempengaruhi atau menetapkan
kebijakan-kebijakan social. Walaupun demikian kritik-kritik
terhadap esensialisme mendakwa bahwa orientasi yang terikat tradisi pada
pendidikan sekolah akan mendoktrinasi siswa dan mengesampingkan
kemungkinan perubahan. Pendidikan esensialisme memandang bahwa untuk
mengatasi persoalan pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai
kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dahulu, karena nilai- nilai masa
lalu sudah teruji, sehingga tidak ragu lagi kebenarannya.
Prinsip pendidikan esensialisme.
Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras, tidak begitu saja timbul
dari dalam diri siswa. Inisiatif dalam pendidikan ditekankn pada guru, bukan
pada siswa. Peranan guru adalah menjembatani antara dunia orang dewasa dan
dunia anak.
Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan. Esensialisme mengakui pendidikan akan mendorong individu merealisasikan potensinya.kurikulum diorganisasi dan direncanakan dengan pasti oleh orang dewasa.
Sekolah harus mempertahankan metode tradisional yang bertautan dengan disiplin mental. Esensialisme mengakui bahwa metode pemecahan masalah ada faedahnya.
Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum merupkan tuntutan demokrasi yang nyata.
Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan. Esensialisme mengakui pendidikan akan mendorong individu merealisasikan potensinya.kurikulum diorganisasi dan direncanakan dengan pasti oleh orang dewasa.
Sekolah harus mempertahankan metode tradisional yang bertautan dengan disiplin mental. Esensialisme mengakui bahwa metode pemecahan masalah ada faedahnya.
Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum merupkan tuntutan demokrasi yang nyata.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan esensialisme
dalam pendidikan :
1)
Memiliki tujuan
umum dan tujuan akhir pendidikan.
2)
Kurikulum
ditentukan oleh orang dewasa.
3)
Mengakui adanya
keharusan disiplin yang keras dari orang dewasa dalam membawa anak didik untuk
mencapai tujuan akhir.
Kelemahan esendialisme dalam pendidikan :
1)
Esensialisme
kurang sekali menunjukkan pendidikan intlektual.
2)
Esensialisme
banyak menyerap sumbangan positif dari pragmatism yang menghasilkan
metode – metode pendidikan.
3)
Esensialisme
menari hasil karya yangbesar dari masa lampau.
Contoh guru esensialisme:
Pak Samuel guru matematika disuatu SMP disuatu blok miskin di daerah kota.
Sebelum datang kesekolah itu enam thun yang lalu ia mengajar disekolah daerah
pedesaan . ia terkenal dilingkungan sekolahnya dinilai sebagai guru
pekrja keras dan berdedikasi. Komitmennya pada anak-anak secara khusus Nampak
ketik ia berbicara mengenai mempersiapkan anak- anaknya untuk kehidupan di SMU
dan diluar sekolah.
Pak Samuel di sekolahnya telah dikenal tidak menyetujui metode –metode yang digunakan oleh sebagian guru yang lebih muda dan lebih berorientasi humanistic. Misalnya ia seara terbuka dan kritis (pada rapat guru) terhadap kecenderungan sebagian guru yang membiarkan para siswa melakukan hal sendiri dan menghabiskan waktu mengungkapkan perasaan mereka.
Pak Samuel di sekolahnya telah dikenal tidak menyetujui metode –metode yang digunakan oleh sebagian guru yang lebih muda dan lebih berorientasi humanistic. Misalnya ia seara terbuka dan kritis (pada rapat guru) terhadap kecenderungan sebagian guru yang membiarkan para siswa melakukan hal sendiri dan menghabiskan waktu mengungkapkan perasaan mereka.
Para siswa telah menerima pendekatan
Pak Samuel pada pengajaran tanpa omong kosong. Dengan beberapa pengecualian ,
kelasnya secara tertib berjalan seperti bisnis. Masing-masing periode kelas
mengikuti suatu rutinitas standar. Para siswa memasuki ruangan dengan tenang
dan duduk dengan sedikit sekali tindakan bodoh dan main-main yang menandai awal
dari banyak kelas lainnya disekolah. Seperti halnya aturan bisnis pertama,
pekerjaan rumah sebelumnya dikembalikan dan dibahas. Selanjutnya , Pak Samuel
memprentasikan pelajaran hari itu, biasanya penjelasan berlangsung selama 15
ampai 20 menit, tentang bagaimana memecahkan suatu jenis persoalan matematika
tertentu. Selama pengajaran dalam kelompok besar, Pak Samuel juga banyak
menggunakan papan tulis , transparansi overhead, dan beragam alat manipulatif
seperti sempoa besar dan balok-balok berwarna yang memiliki bentuk dan ukuran
yang berbeda.
Tujuan pendidikan esensialisme adalah menyampaikan warisan budaya dan
sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, dasar bertahan
sepanjang waktu untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini di ikuti oleh
ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang tepat untuk membentuk
unsur-unsur yang inti (esensialisme), sebuah pendidikan. Jadi menurut
esensialisme sekolah berfungsi untuk warga negara supaya hidup dengan
prinsip-prinsip dan lembaga-lembaga sosial yang ada didalam masyarakat.
Peranan aliran esensialisme dalam pendidikan adalah sebagai sako guru dalam kebudayaan modern, sebagai pemeliharaan kebudayaan (warisan kebudayaan).
Peranan aliran esensialisme dalam pendidikan adalah sebagai sako guru dalam kebudayaan modern, sebagai pemeliharaan kebudayaan (warisan kebudayaan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar