Permintaan produk motif
batik Baduy di pasaran meningkat untuk pakaian kerja atau sehari-hari maupun
kondangan karena warnanya sangat berbeda dengan batik dari Jawa Tengah.
"Saat ini kami
terus melakukan diversifikasi produk Baduy, di antaranya kerajinan Batik Baduy
itu," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak,
Banten, Wawan Ruswandi, Minggu.
Wawan mengatakan,
pemerintah daerah terus mendorong terhadap produk khas Baduy agar memiliki
pasar yang baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Karena itu, kelompok
kerajinan Baduy sudah ditingkatkan pengetahuan sumber daya manusianya dengan
magang di Tasikmalaya. Pengiriman magang tersebut untuk meningkatkan mutu
produksi kerajinan Baduy.
Pemerintah daerah terus
melakukan pembinaan untuk meningkatkan produk kerajinan masyarakat adat agar
tumbuh dan bisa merebut dan memiliki nilai jual pangsa pasar.Selama ini, kata
dia, permintaan batik Baduy yang didominasi warna biru dan hitam meningkat.
Mereka mulai remaja,
usia lanjut. siswa sekolah, bahkan pegawai negeri sipil (PNS) setiap Kamis dan
Jumat selalu menggunakan pakaian tersebut. Bahkan, warga banyak memakai pakaian
batik Baduy untuk kondangan.Penggunaan batik Baduy memiliki anggapan bahwa
mereka lebih bangga terhadap produk kerajinan masyarakat tradisional Baduy dari
Kabupaten Lebak.
Menurut dia, tingginya
permintaan pakaian batik Baduy setelah kebijakan pemerintah menganjurkan untuk
mencintai produk batik dalam negeri. Saat ini, kata dia, setiap hari banyak
ditemukan warga Kabupaten Lebak memakai batik Baduy baik laki-laki maupun
perempuan. "Kami yakin motif batik Baduy bisa menembus pasar nasional
maupun internasional karena terdapat etnik masyarakat adat yang ada di Tanah
Air," ujarnya menjelaskan.
Dia menjelaskan,
sebetulnya motif warna batik Baduy tidak kalah dengan batik-batik dari Jawa
Tengah, seperti Pekalangon, Solo, maupun Yogyakarta. Batik Baduy memiliki
kekhasan tersendiri melalui warna yang didominasi hitam dan biru itu. Warna tersebut
tentu memiliki makna dan arti tersendiri bagi warga Baduy untuk mencintai alam
karena kehidupan mereka dari bercocok tanam. Selain itu, wanita yang berkulit
putih sangat cocok menggunakan batik Baduy. "Saya kira batik Baduy tidak
ketinggalan zaman dan bisa bersaing dengan produk batik lain di
Indonesia," katanya.
Icah (30), seorang PNS
di Pemkab Lebak mengaku dirinya sangat tertarik memakai batik Baduy pada Kamis
dan Jumat karena diwajibkan menggunakan batik. Sebab memakai batik Baduy sama
dengan mencintai produk-produk dalam negeri. Bahkan, dia juga mengoleksi
pakaian batik Baduy untuk keperluan undangan atau pertemuan keluarga. "Kami
sangat mencintai batik Baduy karena corak warna biru dan hitam sehingga
terlihat lebih percaya ciri," katanya.
Sementara itu, Jali
(55), pedagang batik Baduy mengaku, saat ini banyak permintaan batik Baduy yang
datang ke perkampungan Baduy di Kabupaten Lebak. Mereka membeli batik Baduy
untuk keperluan sehari-hari, bekerja atau dijadikan kenang-kenangan. Saat ini,
harga pakaian batik Baduy bervariasi antara Rp70.000 sampai Rp250.000 per
busana tergantung kualitas. "Saya kira banyak warga luar daerah mencintai
produk batik Baduy," katanya menambahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar