Perkembangan kehidupan saat ini merupakan faktor utama
banyaknya hal yang menyebabkan persoalan pendidikan memiliki keterikatan dengan
filsafat. Salah satunya adalah pendidikan selalu berusaha membentuk kepribadian
manusia sebagai subyek sekaligus obyek pendidikan. Dalam konteks ini,
pendidikan dihadapkan pada perumusan tujuan yang akan dicapai seseorang setelah
pendidikan itu berlangsung.. Tugas ilmu pengetahuan dalam pendidikan dapat
dikatakan mengkaji dan menghubungkan semua keterauran yang teramati. Ilmu
pengetahuan bertujuan untuk menjawab pertanyaan Bagaimana dan Mengapa. Namun,
khusus untuk kasmologi, pertanyaan Mengapa ini memiliki titik tertentu pada
kesulitan yan luar biasa. Sehingga formulasi tujuan pendidikan merupakan
persoalan yang mendasar, sehingga tidak mungkin dapat dirumuskan dan
terjawab oleh analisis ilmiah yang dangkal, tetapi memerlukan analisis dan
pemikiran filosofis.
Selain persoalan tujuan, seluruh aspek dalam
pendidikan mulai dari konsep, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi
membutuhkan pemikiran filosofis. Dari sini juga kemudian lahir aliran-aliran
dan pemikiran yang berbeda pada para ahli dalam filsafat pendidikan. Salah satu
di antara beberapa aliran filsafat pendidikan tersebut adalah Naturalisme.
Apa saja pemikiran para ahli tentang perkembangan
Naturalisme? Lantas Bagaimana mengapalikasikan pemikiran filsafat Naturalisme
tersebut terhadap perkembangan anak serta memaparkannya dalam pendidikan Islam?
Dua pertanyaan ini layak dialamatkan kepada aliran filsafat pendidikan ini.
1.
Pengertian
Naturalisme
Naturalisme mempunyai beberapa pengertian, yaitu :
Dari segi bahasa, Naturalisme berasal
dari 2 kata, yakni
Natural
: Alamiü
Isme
: Pahamü
Sehingga, aliran naturalisme dapat juga disebut
sebagai Paham Alami. Maksudnya, bahwa setiap manusa yang terlahir ke Bumi ini
pada dasarnya memiliki kecenderungan atau pembawaan yang baik, dan tak ada
seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk.
Aliran ini disebut juga aliran negativisme, karena
pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik dengan sendirinya atau
diserahkan kembali kelingkungannya (alam). Dengan kata lain, anak tidak
memerlukan pendidikan tetapi yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik
terhadap anak didiknya adalah menyerahkannya ke alam, agar pembawaan yang baik
itu tidak menjadi rusak melalui proses kegiatan pendidikan itu.
2.
Jenis-Jenis
Aliran yang Berperan pada Perkembangan Anak
Anak merupakan obyek utama dari pendidikan dan di
dalam anak mempunyai pembawaan yang disebut bakat. Adapun aliran yang
berpendapat bahwa pembawaan itu berperan pada perkembangan sebagai berikut;
1)
Aliran
Nativisme
2)
Perkembangan
seorang anak ditentukan oleh pembawaannya.
3)
Aliran
Naturalisme (JJ Rousseu)
4)
Anak
itu lahir sesuai dengan alamnya sendiri. Perkembangan anak ditentukan oleh
nasibnya.
3.
Hubungan
dan Pengaruh Aliran Naturalisme terhadap Perkembangan Anak
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rosseaou bahwa,
“anak perlu dijauhkan dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat
sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak lahir itu dapat
berkembang secara spontan dan bebas. Dan, Rosseaou juga mengusulkan adanya
permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaan, kemampuan, dan
kecenderungannya. -buat dan membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan
segala hal yang baik yang telah diberikan oleh tangan sang pencipta di atas.
Jadi, pada intinya paham naturalisme ingin menjauhkan
anak didik dari segala keburukan yang ada di sekitarnya. Dan membiarkan
kebaikan yang telah tertanam dalam diri setiap anak didik tumbuh dan berkembang
secara alamiah.
Dengan
demikian, segala pembawaan, kemampuan dan kecenderungan anak didik dapat
berkembang dengan bebas dan hebat. Karena setiap anak memiliki potensi yang
unggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang di masa yang akan datang.
Meskipun demikian, menurut Rosseau proses dan kegiatan
pendidikan dapat diberlakukan pada anak didik. Namun harus diperhatikan bahwa
pendekatan naturalistik untuk pendidikan harus memenuhi sifat anak, maksudnya
adalah bahwa pendidikan harus beradaptasi dengan perkembangan kepribadian anak.
Menurutnya untuk memanggil atau meningkatkan pendidikan anak haruslah
menghormati kepribadian anak. Karena setiap anak memiliki kualitas khusus
sendiri yang menentukan temperamen, kemampuan dan berkarakter temperamen atau
harus diubah dan pembatasan, atau harus dikembangkan dan ditingkatkan.
Selanjutnya, menurut Rosseau pendidikan harus
mengikuti usia anak berdasarkan karakteristiknya. Dengan demikian, dalam
periode yang berbeda tingkat focus anak terhadap pendidikan berbeda sesuai
dengan usia dan kepribadiannya. Sehingga bagi anak didik sangat mudah di
adaptasi ke dalam kepribadiannya.
Adapun aspek perkembangan anak sejak ia dibentuk
hingga mencapai kedewasaan diantaranya; perkembangan motorik, ingatan,
pengamatan dan inovasi, perkembangan berpikir dan kepribadian serta kedewasaan.
Dan dalam suatu pendidikan terdapat pula suatu lingkungan yang biasa kita sebut
“Tri Pusat Pendidikan”, yaitu;
1)
Lingkungan
keluarga : merupakan lingkungan pendidikan yang pertama
karena dalam keluargalah seorang anak pertama-tama mendapatkan pendidikan.
2)
Lingkungan
sekolah : merupakan bagian dari pendidikan dalam
keluarga dan merupakan lanjutan pendidikan dalam keluarga serta merupakan
jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan keluarga dan masyarakat.
3)
Lingkungan
masyarakat :
apabila anak tidak di bawah pengawasan orang tua dan anggota keluarga serta
tidak di bawah pengawasan guru dan petugas sekolah yang lain. tidak berperan
dalam mendidik hanya memberi pengaruh baik pengaruh positif maupun pengaruh
yang negatif.
4.
Perbandingan
antara Aliran Naturalisme dengan Realitas yang Terjadi Dewasa Ini
Secara realitas yang terjadi dewasa ini, yang terjadi
di lingkungan nyata sangatlah bertolak belakang dengan paham naturalisme..
Meskipun pada dasarnya anak sendirilah yang berperan penting bagi kemajuan
dirinya, yang bekerja aktif untuk menyongsong bakat yang ada dalam dirinya.
Pendidik hanyalah bertugas mengarahkan anak didik sesuai bakat dan potensi yang
dipancarkan dari dalam dirinya. Dan sebagai sumber motivator
sekaligus inspirator bagi anak untuk mengembangkan
kepribadiannya secara logis.
Perbedaan
Pandangan yang Diadakan dalam Naturalisme Mengenai Umum dari Alam
Sebagai sistem proses alam, alam memiliki tingkat
keteraturan yang membuatnya dapat dimengerti, tetapi tidak dapat dijelaskan
secara keseluruhan. Juga bisa sebagai nilai moral yang mengekspresikan
keseluruhan, nilai-nilai moral, bagaimanapun, mungkin muncul dalam hubungan
antara manusia sebagai salah satu bagian dari alam dan sisanya dari alam
sebagai bagian dari alam, manusia tunduk pada proses alami yang sah, intelijen
muncul dari kehidupan aktif dari organism.
Studi terhadap makhluk-makhluk Allah di
jagat raya (universe) ini telah terbukti mampu melahirkan berbagai
disiplin ilmu pengetahuan yang ada saat ini. Dalam konteks aliran filsafat
pendidikan Naturalisme, pengenalan siswa secara langsung terhadap alam dengan
berbagai bentuknya, akan melahirkan pemahaman yang jauh lebih baik terhadap
obyek yang dipelajari dari pada membaca buku di dalam kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar