Jalan hidup Zen adalah jalan hidup untuk sungguh
menyadari, siapa diri kita sebenarnya. Nama kita bisa diubah. Semua identitas
sosial kita juga bisa berubah. Tubuh akan hancur. Jika semua itu dilepas, lalu
apa yang tersisa? Itulah jati diri alamiah kita sebagai mahluk semesta.
Jati diri alamiah kita hanya bisa disadari, jika kita
hidup disini dan saat ini. Kita menjalani hidup kita saat demi saat dengan
kesadaran penuh. Tidak ada kecemasan akan masa lalu ataupun masa depan. Tidak
ada multitasking. Yang ada hanyalah, apa yang sedang kita lakukan
saat ini? Lakukan sepenuh hati!
Hidup dari saat ke saat dengan kesadaran penuh adalah
meditasi. Zen sendiri artinya adalah meditasi. Meditasi bukan hanya duduk,
tetapi juga dalam menjalani hidup sehari-hari dari saat ke saat secara penuh.
Ia membuahkan kejernihan serta ketenangan di dalam diri kita. Kita lalu bisa
menjalankan tugas serta kewajiban kita kepada orang lain setiap saatnya.
Hakekat
Pikiran
Titik awal Zen adalah kesadaran penuh, bahwa segala
hal yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan pikiran kita. Materi menjadi
terlihat konkret, karena kita memiliki panca indera yang terhubung dengan
pikiran kita. Jika panca indera kita berbeda, maka materi pun akan terlihat
berbeda. Semua benda, kata, konsep dan penilaian adalah ciptaan pikiran kita.
Mereka tidak berada secara mandiri, lepas dari pikiran kita.
Pikiran kita menciptakan itu semua. Kita lalu melekat
pada hasil ciptaan pikiran kita, dan lalu menderita. Kita kecanduan untuk
memperoleh kenikmatan. Namun, nikmat dan derita adalah dua sisi dari koin yang
sama. Kita tidak bisa mendapatkan yang satu, tanpa yang lainnya. Ketika kita
memperoleh kenikmatan, maka bersiaplah untuk menderita.
Pikiran
manusia juga ambigu. Ia kerap jatuh pada analisis berlebihan. Ini akhirnya
menciptakan kecemasan dan ketakutan yang tidak perlu. Pikiran manusia itu
seperti monyet. Ia suka melompat-lompat, tanpa bisa diatur. Pada titik
terparah, pikiran manusia yang tak teratur mendorong orang pada sakit fisik,
seperti kanker dan jantung, atau justru bunuh diri.
Sebelum Pikiran
Zen hendak
mengajak orang untuk menjaga jarak dari pikirannya sendiri. Ia mengajak orang
untuk bergerak ke titik sebelum pikiran, yakni ke jati diri sejatinya sebagai
manusia. Apa yang ada sebelum pikiran? Yang jelas, tidak ada konsep. Tidak ada
ketakutan. Yang ada hanya satu: ruang besar yang penuh kedamaian.
Ketika orang bisa menjaga jarak dari pikirannya, dan
memasuki ranah sebelum pikiran, maka ia memasuki ruang besar yang penuh
kedamaian tersebut. Zen lalu melatih orang untuk bisa hidup dari titik
kedamaian tersebut. Orang jadi sepenuhnya terbuka pada kehidupan, dan menjalani
terus dengan keyakinan diri, apapun yang terjadi pada dirinya. Go
straight, don’t know!
Ketika makan, ya kita sepenuhnya makan. Ketika tidur,
ya kita sepenuhnya tidur. Ketika melihat, ya kita sepenuhnya hanya melihat.
Ketika mendengar, ya kita sepenuhnya hanya mendengar. Ketika berjalan, ya kita
sepenuhnya hanya berjalan. Inilah jalan hidup Zen.
Konflik dan Penderitaan
Ketika menghadapi konflik, kita juga sadar, bahwa yang
marah dan benci adalah pikiran kita. Pikiran kita bukanlah kita. Pikiran adalah
hasil dari bentukan masa lalu kita. Ia penuh dengan beban ingatan, penyesalan
dan kecemasan. Ketika mendalami Zen, kita belajar untuk menjaga jarak dari
pikiran kita. Kita tidak lagi larut dalam pikiran yang datang dan pergi setiap
saatnya.
Jika ini bisa dilakukan, semua masalah bisa
diselesaikan dengan kepala dingin. Negosiasi dan diskusi adalah jalan yang
ditempuh di dalam semua masalah. Tidak ada kemarahan. Tidak ada kebencian.
Tidak ada emosi. Semua itu hanya ilusi yang diciptakan oleh pikiran yang tak
terlatih.
Ketika
menderita, kita juga lalu sadar, bahwa yang menderita bukanlah kita, melainkan
pikiran kita. Pikiran kita menderita, karena ia tidak mendapatkan yang ia
inginkan. Jika kita bertekun di jalan Zen, kita tidak lagi larut dalam pikiran
kita. Kita pun juga tidak lagi larut di dalam penderitaan yang kita alami.
Pendek kata, kita bisa tetap damai, walaupun menderita.
Cinta dan Kejernihan
Buah utama dari Zen adalah kejernihan pikiran dari
saat ke saat di dalam hidup. Dengan kejernihan, orang lalu bisa mencintai semua
hal, tanpa kecuali. Mencintai dan mengasihi adalah hukum utama semua agama dan
aliran kepercayaan di muka bumi ini. Maka, ketika orang menekuni jalan Zen, ia
justru semakin dalam memahami agama yang telah ia peluk. Zen tidak membuat
orang berpindah agama, tetapi justru membuat orang semakin dalam menghayati
agamanya.
Cinta, yang berpijak pada jalan Zen, adalah cinta yang
secara alami yang muncul dari hati. Ia bukanlah perintah moral dari tradisi
ataupun orang suci. Di dalam Zen, cinta lahir dari kesadaran mendalam, bahwa
segala hal yang ada di alam semesta ini adalah satu kesatuan yang tak
terpisahkan, bahkan dengan mahluk planet lain yang kita belum kenal. Perbedaan
adalah ilusi ciptaan pikiran.
Kesadaran semacam ini hanya dapat diperoleh, jika
orang paham, siapa dia sebenarnya, sebelum segala pikiran muncul. Sebenarnya,
kita adalah alam semesta. Kita adalah bintang di langit dan galaksi di ujung
alam semesta nun jauh disana. Kesadaran ini menjauhkan kita dari penderitaan
yang tak perlu, dan mengajarkan kita untuk mengasihi segala hal, tanpa kecuali.
Kesehatan dan Terapi
Dengan menekuni jalan hidup Zen, orang akan
mendapatkan ketenangan batin. Ketenangan batin amatlah penting untuk kesehatan
mental seseorang. Zen, dalam arti ini, juga bisa menjadi terapi bagi segala
bentuk penyakit kejiwaan. Zen juga dapat dilihat sebagai langkah pencegahan,
supaya orang tidak terjatuh ke dalam beragam penyakit kejiwaan.
Kesehatan
mental juga terkait erat dengan kesehatan fisik seseorang. Begitu banyak
penyakit fisik yang lahir dari kecemasan dan ketakutan yang berlebihan. Stress
dan depresi membunuh sel otak dan menciptakan ketidakseimbangan hormon. Ini
semua bisa menciptakan penyakit hormonal, dan beragam jenis kanker.
Untuk orang-orang yang sudah mengalami sakit parah,
jalan hidup Zen juga menyediakan ketenangan batin. Orang bisa merasa sakit,
namun tak menderita. Dengan jalan hidup Zen, orang bisa menemukan kedamaian di
tengah rasa sakit dan masalah yang ia hadapi. Ini hanya mungkin, jika orang
tidak menyamakan diri dengan masalah ataupun rasa sakit yang ia alami. Pendek
kata, ia berjarak dari apa yang ia alami. Kematian pun tidak lagi menjadi
sumber ketakutan.
Melampaui Ilmu Pengetahuan Modern
Pendekatan Zen juga melampaui ilmu pengetahuan modern.
Filsafat dan ilmu pengetahuan modern masih melulu berpijak pada pikiran.
Padahal, kerap kali, sumber masalahnya adalah pikiran itu sendiri. Ini seperti
mencuci darah dengan darah. Ini adalah upaya yang sia-sia.
Ilmu pengetahuan modern juga kerap kali membuat
pemisahan. Mereka lupa, bahwa pemisahan hanya di tataran teori. Di dalam
kenyataan, semua hal terhubung secara harmonis, tanpa terpisahkan. Dengan cara
berpikirnya yang sekarang, ilmu pengetahuan menciptakan ilusi keterpisahan.
Buah dari ilusi keterpisahan ini adalah pengrusakan alam semata untuk memuaskan
kerakusan manusia.
Titik
tolak Zen adalah kesadaran akan kesatuan segala sesuatu. Ini membuat kita
terbuka pada alam. Alam tidak lagi dilihat sebagai sesuatu yang berbeda dari
kita. Kita melihat alam sebagai bagian dari diri kita sendiri. Dengan kesadaran
semacam ini, kita tidak akan merusak alam, hanya demi memuaskan kerakusan kita.
Untuk Kehidupan Modern
Kehidupan modern dipenuhi dengan kesibukan dan
tuntutan yang besar. Banyak orang tak tahan dengan tekanan tersebut. Mereka
lalu lari ke alkohol, seks, belanja atau narkoba. Semua itu bukanlah jalan
keluar, karena justru akan menciptakan masalah lainnya yang lebih besar.
Zen amat cocok untuk menjadi jalan keluar dari masalah
ini. Zen mengajak orang untuk kembali ke sebelum pikiran. Ia mengajarkan orang
untuk berjarak dari semua pikiran yang menghasilkan stress, depresi dan beragam
tekanan hidup lainnya. Zen tidak menciptakan ketergantungan apapun. Ia juga
tidak mempunyai efek samping apapun, selain kejernihan dan kedamaian.
Ketika para profesional menekuni jalan Zen, mereka
akan menemukan kejernihan dan kedamaian. Pekerjaan mereka juga akan semakin
baik. Kinerja mereka meningkat. Tingkat stress juga menurun. Mereka bisa
menemukan kebahagiaan dan kedamaian di tengah tantangan hidup yang tak kunjung
berakhir.
Jalan
hidup Zen juga mendorong perubahan sosial mendasar. Orang tidak lagi terjebak
pada kerakusan pikirannya. Jika banyak orang mengalami perubahan batin, maka
perubahan tata sosial pun tak bisa dihindarkan. Keadilan dan kemakmuran untuk
semua perlahan akan tercipta, dan semua ini dilakukan tanpa menggunakan
kekerasan dalam bentuk apapun.
Kebahagiaan di Dalam
Zen mengajarkan orang untuk melihat ke dalam dirinya.
Kebahagiaan dan kebenaran tidak bisa ditemukan di luar diri manusia. Semua itu
ada di dalam dirinya. Agama juga mengajarkan, bahwa Tuhan ada di dalam hati
manusia.
Ketika melihat ke dalam secara konsisten, orang secara
perlahan akan menemukan kedamaian yang ia cari. Ia juga akan menemukan
kejernihan. Ia tidak lagi tergantung secara emosional pada benda-benda di luar
dirinya, guna mendapatkan kebahagiaan. Ia menyadari, siapa dia sebenarnya, dan
itu menjadi sumber kekuatan sejati bagi hidupnya.
Jalan
hidup Zen adalah sebuah laku hidup yang perlu dilatih. Orang kerap kali gagal,
dan kembali masuk ke dalam penderitaan. Jangan khawatir. Kita hanya perlu
kembali ke saat ini sepenuhnya. Jika dilakukan secara konsisten, jalan hidup
Zen akan mengubah hidup kita secara mendasar. Kejernihan serta kebahagiaan akan
mengisi sebagian besar hidup kita.
Jadi,
tunggu apa lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar