Sabtu, 24 Desember 2016

‘’Misteri Perempuan Berkebaya Putih dan Suara Gong di Air Terjun Kampung Tabrik Cianjur’’


TAMAN Nasional Gunung Gede Pangrango menjadi salah satu gunung dengan pemandangan alam paling lengkap, mulai dari air terjun, air panas, kawah dan hutan dengan vegetasi pohon-pohon endemik berjenis puspa dan rasamala. Bukan hanya pemandangan di jalur pendakian, kawasan Gunung tertinggi kedua di Jawa Barat (2,958 meter) ini pun menyimpan banyak pemandangan yang masih tersembunyi. Salah satunya, curug (air terjun) Goong di Kampung Tabrik, Desa Gekbrong Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur.Curug dengan ketinggian 60 meter itu bisa dijangkau dalam waktu 1 jam dari Kantor Desa Gekbrong. Dari pangkalan ojeg Loji (Gekbrong) ke Kampung Tabrik, waktu tempuhnya sekitar 20 menit dengan jarak sekitar 3 kilometer.
Jika menumpang ojeg, ongkosnya Rp 10 ribu. Namun, jika membawa sepeda motor sendiri, perlu ekstra hati-hati sebab kondisi jalan rusak berat di beberapa bagiannya. Jalan yang sudah dibetonisasi bersambut dengan jalan yang aspalnya terkelupas.
Ke Tabrik, tentu lebih nyaman menggunakan sepeda motor trail atau menumpang mobil dobel gardan. Namun, kendaraan apapun hanya bisa sampai ke halaman rumah Uden Suhendar (36) di Kampung Tabrik RT01/01 Desa/Kecamatan Gekbrong. 
Uden adalah salah satu mitra TNGGP sebagai kader konservasi (MKK) dan juga anggota masyarakat mitra Polhut (MMP).
Dari rumah Uden, mencapai curug Goong harus menempuh jalan setapak selama 40 menit. Jalan mula-mula akan memasuki perkebunan, rumpun-rumpun bambu, dan tumbuhan khas hutan. Persiapan fisik yang prima diperlukan, sebab setelah 10 menit menempuh jalan yang landai menanjak, jalanan berubah menurun dan curam. Akar-akar pohon pakis kadang-kadang menjadi tempat kaki berpijak agar tidak tergelincir saat menapaki tanah yang basah.
Curug tidak terlihat dari lokasi yang tinggi karena letaknya di lembah dan terhalam pepohonan yang rapat. Namun, setelah selesai jalan menurun, pemandangan alam yang megah langsung terasa. Air meluncur dari atas dinding batu yang berlumut.Saking derasnya, air mengembun hingga ke jarak 20 meter dari kolam di bawah curug. Embun yang disorot cahaya matahari itu pun menampakkan katumbiri atau pelangi. "Curug ini berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Masih atah (mentah/ belum banyak disentuh manusia) dan belum dibuka sebagai tempat wisata," ujar Uden saat mengantar Tribun ke Curug tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar