Teori
pendidikan rekonstruksionisme yang dikemukakan oleh Brameld terdiri atas 5
tesis, yaitu :
1.
Pendidikan harus dilaksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan
tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras
dengan mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial masyarakat modern.
Sekarang peradaban menghadapi kemungkinan penghancuran diri. Pendidikan harus
mensponsori perubahan yang benar dalam nurani manusia. Oleh karena itu,
kekuatan teknologi yang sangat hebat harus dimanfaatkan untuk membangun umat
manusia, bukan untuk menghancurkannya. Masyarakat harus diubah bukan melalui
tindakan politik, melainkan dengan cara yang sangat mendasar, yaitu melalui
pendidikan bagi para warganya, menuju suatu pandangan baru tentang hidup dan
kehidupan mereka bersama.
2.
Masyarakat banyak harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati, dimana sumber
dan lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh muridnya sendiri. Semua yang
mempengaruhi harapan dan hajat masyarakat, seperti sandang, papan, pangan,
kesehatan, industri, dan sebagainya, semuanya akan menjadi tanggung jawab
rakyat, melalui wakil-wakil yang dipilih. Masyarakat ideal adalah masyarakat
demokratis, dan harus direalisasikan secara demokrasi. Struktur, tujuan dan
kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan tata aturan baru harus diakui
merupakan bagian dari pendapat masyarakat.
3.
Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan
sosial. Menurut Brameld, kaum progresif terlalu sangat menekankan bahwa kita
semua dikondisikan secara sosial. Perhatian kaum progresif hanya untuk mencari
cara dimana individu dapat merealisasikan dirinya dalam masyarakat, dan
mengabaikan derajat dimana masyarakat telah menjadikan jati dirinya. Menurut
rekonstruksionisme, hidup beradab adalah hidup berkelompok, sehingga kelompok
akan memainkan peran yang penting di sekolah. Pendidikan merupakan realisasi
dari sosial (social self realization).Melalui pendidikan, individu tidak hanya
mengembangkan aspek-aspek sifat sosialnya melainkan juga belajar bagaimana
keterlibatan dalam perencanaan sosial.
4.
Guru harus meyakini terhadap validitas dan urgensi dirinya dengan cara
bijaksana dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis. Guru harus
melaksanakan pengujian secara terbuka terhadap fakta-fakta, walaupun
bertentangan dengan pandangan-pandangannya. Guru menghadirkan beberapa
pemecahan alternatif dengan jelas, dan ia memperkenankan siswa-siswanya untuk
mempertahankan pandangan-pandangan mereka sendiri.
5.
Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini,
dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial. Yang penting dari sains
sosial adalah mendorong kita untuk menemukan nilai-nilai, dimana manusia
percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat universal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar