Dilihat dari riwayat hidupnya, Immanuel
Kant adalah seseorang yang sederhana. Selama hidupnya Kant
menetap di Prusia dan mengalami masa peperangan tujuh tahun sewaktu
Rusia menaklukkan Prusia Timur. Ia juga hidupdalam masa revolusi
Perancis dan masa kejayaan Napoleon.
Selama hidupnya jarang sekali ia bepergian lebih
dari 70 km dari tempat tinggalnya. Immanuel Kant dilahirkan di Koenigsberg,
suatu kota di Prusia Timur, Jerman pada tanggal 22 April 1724, dari keluarga
pembuat dan penjual alat-alat dari kulit untuk keperluan menunggang kuda.
Semula namanya ditulis dengan Cant, tetapi karena adanya perubahan ejaan
yang menentukan bahwa huruf C juga dibaca seperti S, maka untuk tidak membuat
meragukan orang yangmengenalnya, nama itu ditulis seperti yang dikenal orang
sekarang. Perubahan itu telah terjadi pada zaman neneknya. Perhatian bagi
hal-hal kecil semacam itu antara lain yang mempengaruhi sikap hidup Kant yang
serba teliti lebih-lebih dalam hal pembagian waktu, sampai ia terkenal sebagai
seorang profesor yang bekerja menurut waktu yang telah ditentukannya.
Kehidupannya sebagai filsuf di bagi dalam dua periode: zaman pra-kritis dan
zaman kritis. Pada zaman pra-kritis ia menganut pendirian rasionalis
yangdilancarkan oleh Wolft. Tetapi karena terpengaruh oleh Hume
berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. Ia sendiri mengatakan
bahwa Hume itulah yang membangunkannya dari tidur dogmatisnya. Pada zaman
kritisnya, kant merubah wajah filsafatnya secara radikal. Ia menanamkan
filsafatnya sekaligus mempertanggungkannya dengan dogmatisme.
Tiga Pokok Pemikiran
Immanuel Kant, Immanuel Kant seorang filsuf termasyhur
dari Jerman memiliki tiga pokok pemikiran yang harus diketahui terlebih
dahulu, dikarenakan pemikirannya begitu original dan terlihat berbeda dari
pemikiran para filsuf sebelumnya terutama berangkat dari filsuf Inggris
bernama David Hume. Berikut ini pokok pemikirnnya:
1.
Panca indera, akal budi dan
rasio. Kita sudah tahu tentang arti empirisme yang mementingkan pengalaman
inderawi dalam memperoleh pengetahuan dan rasionalisme yang mengedepankan
penggunaan rasio dalam memperoleh pengetahuan, tetapi rasio yang kita ketahui
adalah sama dengan akal dan logis, namun Kant memberi definisi berbeda.
Pada Kant istilah rasio memiliki arti yang baru, bukan lagi sebagai
langsung kepada pemikiran, tetapi sebagai sesuatu yang ada “di belakang” akal
budidan pengalaman inderawi. Dari sini dapat dipilah bahwa
ada tiga unsur yaitu akal budi (Verstand), rasio (Vernunft) dan pengalaman
inderawi.
- Dalam filsafatnya Kant mencoba
untuk mensinergikan antara rasionalisme dan empirisme. Ia bertujuan
untuk membuktikan bahwa sumber pengetahuan itu diperoleh tidak hanya dari
satu unsur saja melainkan dari dua unsur yaitu pengalaman inderawi dan
akal budi. Pengetahuan a-priori merupakan jenis pengetahuan yang datang
lebih dulu sebelum dialami, seperti misalnya pengetahuan akan bahaya,
sedankan a-posteriori sebaliknya yaitu dialami dulu baru mengerti misalnya
dalam menyelesaikan Rubix Cube. Kalau salah satunya saja yang dipakai
misalnya hanya empirisme saja atau rasionalisme saja maka pengetahuan yang
diperoleh tidaklah sempurna bahkan bisa berlawanan. Filsafat Kant
menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan gabungan (sintesis) antara
keduanya.
- Dari sini timbullah bahwa Kant
adalah seorang Kopernikan dalam bidang filsafat. Sebelum
Kant, filsafat hampir selalu memandang bahwa orang (subjek) yang mengamati
objek, tertuju pada objek, penelitian objek dan sebagainya. Kant
memberikan arah yang sama sekali baru, merupakan kebalikan dari filsafat
sebelumnya yaitu bahwa objeklah yang harus mengarahkan diri kepada subjek.
Kant dapat dikatakan sebagai seorang revolusioner karena dalam ranah
Filsafat Immanuel Kant pengetahuan ia tidak memulai pengetahuan dari
objek yang ada tetapi dari yang lebih dekat terlebih dahulu yaitu si
pengamat objek (subjek). Dengan ini tambah lagi salah satu fungsi filsafat
yaitu membongkar pemikiran yang sudah dianggap mapan dan merekonstruksikannya
kembali menjadi satu yang fresh, logis, dan berpengaruh.
Pemikiran
Kritisisme Immanuel Kant Filsafat yang dikenal dengan kritisisme adalah
filsafat yang diintrodusir oleh Immanuel kant. Kritisisme adalah filsafat yang
memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan
batas-batas rasio. Perkembangan ilmu Immanuel Kant mencoba untuk menjebatani
pandangan Rasionalisme dan Empirisisme, teori dalam aliran filsafat Kritisisme
adalah sebuah teori pengetahuan yang berusaha untuk mempersatukan kedua macam
unsur dari filsafat Rasionalisme dan disini kekuatan kritis filsafat sangatlah
penting, karena ia bisa menghindari kemungkinan ilmu pengetahuan menjadi sebuah
dogma. Filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas
kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh karena itu, kritisisme
sangat berbeda dengan corak filsafat modern sebelumnya yang mempercayai
kemampuan rasio secara mutlak. Isi utama dari kritisisme adalah gagasan
Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika dan estetika. Gagasan ini
muncul karena adanya pertanyaan-pertanyaan mendasar yang timbul pada pemikiran
Immanuel Kant. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Apakah yang dapat kita ketahui?
2.
Apakah yang boleh kita lakukan?
3.
Sampai di manakah pengharapan
kita?
4.
Apakah manusia itu?
Ciri-ciri kritisisme
dapat disimpulkan dalam tiga hal:
1.
Menganggap bahwa objek pengenalan itu
berpusat pada subjekdan bukan pada objek.
2.
Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio
manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu; rasio hanyalah mampu
menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja.
3.
Menjelaskan bahwa pengenalan manusia
atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur anaximanesa
priori yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu dan
peranan unsur aposteriori yang berasal dari pengalaman yang berupa
materi.
Selain beberapa
hal terebut di atas Immanuel Kant terkenal dengan 12 Kategori Kant. Apa saja
yang termasuk, berikut ini adalah 12 kategori Kant
1.
Unitas
2.
Pluralitas
3.
Tolalitas
4.
Realitas
5.
Negasi
6.
Pembatasan
7.
Inheren dan Penghidupan (Substansi
dan Aksiden)
8.
Kausalitas dan Ketergantungan ( Sebab
dan Akibat)
9.
Pertukaran antara komunitas
antara Agen dan Pasie
10.
Kemungkinan – kemustahilan
11.
Eksistensi dan Noneksistensi
12.
Pendelegasian kepentingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar