Seperti sudah
dijelaskan diatas apa yang selalu menjadi pertanyaan filsafat akhirnya
berpuncak pada apakah yang ada lebih dahulu, apakah yang primer benda atau
fikiran, materi atau ide. Yang berpendapat ide/fikiran dahulu ada baru benda
kemudian muncul dari padanya adalah yang digolongkan pada kaum Idealisme. Dan
yang berpendapat bahwa benda/materi ada lebih dahulu baharu kemudian
muncul ide mereka itulah yang berdiri di barisan kaum Materialisme
Jadi pengertian idealisme itu bukanlah seperti yang
difitnahkan oleh orang-orang tertentu yaitu bahwa kaum materialis itu adalah
orang-orang yang hanya mencari kesenangan hiduptak terbatas; makan sampai
muntah, minum sampai mabuk, penganut sex bebas dsb-nya. Sedangkan kaum Idealis
adalah orang-orang yang menjunjung tinggi kesucian, lebih mementingkan berpikir
dari pada makan, dll.
a. Filsafat
Idealisme
Idealisme ialah filsafat yang pandangan yang
menganggap atau memandang ide itu primer dan materi adalah sekundernya, dengan
kata lain menganggap materi berasal dari ide atau diciptakan
oleh ide.Dengan David Hume sebagai filsuf idealis subyektif, kita dapat
menggambarkan seluruh ahli filsafat idealis dari Plato sampai Hegel, “if I
go into myself”, “kalau saya memasuki diri saya sendiri”, kata Hume, maka saya
jumpai “bundles of conception”, bermacam pengertian, bermacam-macam gambaran
tentang benda. “Engkau”, kata Hume cuma “ide” bagi saya (Hume).Tapi “Engkau”
buat Hume adalah saya buat Udin, misalnya. Jadi Udin bagi Hume hanyalah “Ide”,
tetapi Hume juga cuma “ide” buat Udin, Udin dipandang dari pihak Hume hanya
Ide, hanya gambaran di otak Hume begitu juga sebaliknya. Dengan begitu Hume
membatalkan dirinya sendiri , mengakui bahwa dia sendiri tidak ada dan, hanya
ide ???Terhadap adanya pandangan idealisme demikian itu, Lenin dengan tajam
mengeritik idealisme sebagai filsafat yang tanpa otak dan dikonsolidasikan oleh
kepentingan klas-klas yang berkuasa -- klas-klas pemilik budak, kaum feodal dan
kaum borjuasi --.
Aliran-aliran dalam filsafat Idealisme
1). Idealisme Obyektif
Idealisme obyektif adalah suatu aliran filsafat yang
pandangannya idealis, dan idealismenya itu bertitik tolak dari ide universil
(Absolute Idea- Hegel / LOGOS-nya Plato) ide diluar ide manusia. Menurut
idealisme obyektif segala sesuatu baik dalam alam atau masyarakat adalah hasil
dari ciptaan ide universil.
Pandangan filsafat seperti ini pada dasarnya mengakui
sesuatu yang bukan materiil, yang ada secara abadi diluar manusia, sesuatu yang
bukan materiil itu ada sebelum dunia alam semesta ini ada, termasuk manusia dan
segala pikiran dan perasaannya. Dalam bentuknya yang amat primitif pandangan
ini menyatakan bentuknya dalam penyembahan terhadap pohon, batu dsb-nya.
Akan tetapi sebagai suatu system filsafat, pandangan
dunia ini pertama-tama kali disistimatiskan oleh Plato (427-347
S.M), menurut Plato dunia luar yang dapat di tangkap oleh panca indera
kita bukanlah dunia yang riil, melainkan bayangan dari dunia “idea” yang abadi
dan riil. Pandangan dunia Plato ini mewakili kepentingan klas yang berkuasa
pada waktu itu di Eropa yaitu klas pemilik budak. Dan ini jelas nampak
dalam ajarannya tentang masyarakat “ideal”.
Pada jaman feodal, filsafat idealisme obyektif ini
mengambil bentuk yang dikenal dengan nama Skolastisisme, system filsafat ini
memadukan unsur idealisme Aristoteles (384-322 S.M), yaitu
bahwa dunia kita merupakan suatu tingkatan hirarki dari seluruh system hirarki
dunia semesta, begitupun yang hirarki yang berada dalam masyarakat feodal
merupakan kelanjutan dari dunia ke-Tuhanan. Segala sesuatu yang ada dan terjadi
di dunia ini maupun dalam alam semesta merupakan “penjelmaan” dari titah Tuhan
atau perwujudan dari ide Tuhan. Filsafat ini membela para bangsawan atau kaum
feodal yang pada waktu itu merupakan tuan tanah besar di Eropa dan kekuasaan
gereja sebagai “wakil” Tuhan didunia ini. Tokoh-tokoh yang terkenal dari aliran
filsafat ini adalah: Johannes Eriugena (833 M), Thomas Aquinas
(1225-1274 M), Duns Scotus (1270-1308 M), dsb.
Kemudian pada jaman modern sekitar abad ke-18 muncullah
sebuah system filsafat idealisme obyektif yang baru, yaitu system yang
dikemukakan olehGeorge.W.F Hegel (1770-1831 M). Menurut Hegel
hakekat dari dunia ini adalah “ide absolut”, yang berada secara absolut dan
“obyektif” didalam segala sesuatu, dan tak terbatas pada ruang dan waktu. “Ide
absolut” ini, dalam prosesnya menampakkan dirinya dalam wujud gejala alam,
gejala masyarakat, dan gejala fikiran. Filsafat Hegel ini mewakili klas borjuis
Jerman yang pada waktu itu baru tumbuh dan masih lemah, kepentingan klasnya
menghendaki suatu perubahan social, menghendaki dihapusnya hak-hak istimewa
kaum bangsawan Junker. Hal ini tercermin dalam pandangan dialektisnya yang
beranggapan bahwa sesuatu itu senantiasa berkembang dan berubah tidak ada yang
abadi atau mutlak, termasuk juga kekuasaan kaum feodal. Akan tetapi karena
kedudukan dan kekuatannya masih lemah itu membuat mereka tidak
berani terang-terangan melawan filsafat Skolatisisme dan ajaran agama yang
berkuasa ketika itu.
Pikiran filsafat idealisme obyektif ini dapat kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai macam bentuk. Perwujudan
paling umum antara lain adalah formalisme dan doktriner-isme. Kaum doktriner
dan formalis secara membuta mempercayai dalil-dalil atau teori sebagai kekuatan
yang maha kuasa , sebagai obat manjur buat segala macam penyakit, sehingga
dalam melakukan tugas-tugas atau menyelesaikan persoalan-persoalan praktis
mereka tidak bisa berfikir atau bertindak secara hidup berdasarkan situasi dan
syarat yang kongkrit, mereka adalah kaum “textbook-thingking”.
2). Idealisme Subyektif
Idealisme subyektif adalah filsafat yang berpandangan
idealis dan bertitik tolak pada ide manusia atau ide sendiri. Alam dan
masyarakat ini tercipta dari ide manusia. Segala sesuatu yang timbul dan terjadi
di alam atau di masyarakat adalah hasil atau karena ciptaan ide manusia atau
idenya sendiri, atau dengan kata lain alam dan masyarakat hanyalah sebuah
ide/fikiran dari dirinya sendiri atau ide manusia.
Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah
seorang uskup inggris yang bernama George Berkeley (1684-1753 M),
menurut Berkeley segala, sesuatu yang tertangkap oleh
sensasi/perasaan kita itu bukanlah bukanlah materiil yang riil dan ada secara
obyektif. Sesuatu yang materiil misalkan jeruk, dianggapnya hanya sebagai
sensasi-sensasi atau kumpulan perasaan/konsepsi tertentu (“bundles of
conception” David Hume (1711-1776 M), -ed), yaitu perasaan /
konsepsi dari rasa jeruk, berat, bau, bentuk dsb. Dengan
demikianBerkeley dan Hume menyangkal adanya materi yang ada secara
obyektif, dan hanya mengakui adanya materi atau dunia yang riil didalam
fikirannya atau idenya sendiri saja.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari filsafat ini
adalah, kecenderungan untuk bersifat egoistis “Aku-isme” yang hanya mengakui
yang riil adalah dirinya sendiri yang ada hanya “Aku”, segala sesuatu yang ada
diluar selain “Aku” itu hanya sensasi atau konsepsi-konsepsi dari “Aku”. Untuk
berkelit dari tuduhan egoistis dan mengedepankan
“Aku-isme/solipisme” Berkeley menyatakan hanya Tuhan yang berada
tanpa tergantung pada sensasi.
Filsafat Berkeley dan Hume ini adalah filsafat
Borjuasi besar Inggris pada abad ke-18, yang merupakan kekuatan reaksioner
menentang materialisme klasik Perancis, sebagai manifestasi dari kekuatiran
atas revolusi di Inggris pada waktu itu.
Pada abad ke-19, Idealisme subyektif mengambil
bentuknya yang baru yang terkenal dengan nama “Positivisme”, yang di kemukakan
pertama kali olehAguste Comte (1798-1857 M), menurutnya hanya
“pengalaman”-lah yang merupakan kenyataan yang sesungguhnya , selain dari pada
itu tidak ada lagi kenyataan, dunia adalah hasil ciptaan dari pengalaman, dan
ilmu hanya bertugas untuk menguraikan pengalaman itu. Dan masih banyak lagi
pemikir-pemikir yang lainnya dalam filsafat ini, misalnya saja William
Jones (1842-1910 M) dan John Dewey (1859-1952), keduanya berasal dari
Amerika Serikat dan pencetus ide “pragmatisme”, menurut mereka Pragmatisme
adalah suatu filsafat yang menggunakan akibat-akibat praktis dari ide-ide atau
keyakinan-keyakinan sebagai suatu ukuran untuk menetapkan nilai dan
kebenarannya. Filsafat seperti ini sangat menekankan pada pandangan
individualistic, yang mengedepankan sesuatu yang mempunyai keuntungan atau
“cash-value”(nilai kontan)-lah yang dapat diterima oleh akal si “Aku” tsb.
Pragmatisme berkembang di Amerika dan adalah filsafat yang mewakili kaum
borjuasi besar di negeri yang katanya “the biggest of all”. Sebab dari
pandangan filsafat seperti ini Imperialisme, tindakan eksploitasi dan
penindasan dapat dibenarkan selama dapat mendapatkan keuntungan untuk si “Aku”.
Pandangan-pandangan idealisme subyektif dapat kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tidak jarang kita temui
perkataan-perkataan seperti ini :“Baik buruknya keadaan masyarakat sekarang
tergantung pada orang yang menerimanya, ialah baik bagi mereka yang
menganggapnya baik dan buruk bagi mereka yang menganggapnya buruk.” “kekacauan
sekarang timbul karena orang yang duduk dipemerintahan tidak jujur, kalau
mereka diganti dengan orang-orang yang jujur maka keadaan akan menjadi baik.”
“aku bisa, kau harus bisa juga,” dsb.
b. Filsafat Materialisme
Materialisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang
pandangannya bertitik tolak dari pada materi (benda). Materialisme memandang
bahwa benda itu primer sedangkan ide ditempatkan di sekundernya. Sebab materi
ada terlebih dahulu baru ada ide. Pandangan ini berdasakan atas kenyataan
menurut proses waktu dan zat.
Misal, menurut proses waktu, lama sebelum manusia yang
mempunyai ide itu ada didunia, alam raya ini sudah ada.
Menurut zat, manusia tidak bisa berfikir atau
mempunyai ide bila tidak mempunyai otak, otak itu adalah sebuah benda yang bisa
dirasakan oleh panca indera kita. Otak atau materi ini yang lebih dulu ada
baharu muncul ide dari padanya. Atau seperti kata Marx “Bukan fikiran
yang menentukan pergaulan, melainkan keadaan pergaulan yang menentukan
fikiran.” Maksudnya sifat/fikiran seorang individu itu ditentukan oleh
keadaan masyarakat sekelilingnya, “masyarakat sekelilingnya” –ini menjadi
materi atau sebab yang mendorong terciptanya fikiran dalam individu tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar