1. Filsafat pendidikan progresivisme yang didukung oleh
filsafat pragmatisme.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman
menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal, menyala. tidak pernah
sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme,
nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu
dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan. Belajar berfungsi untuk
mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang
baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu
dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Filsafat
pendidikan esensialisme yang didukung oleh idealisme dan realisme;
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela
yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme
didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis
mengenai alam semesta tempat manusia berada.
Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa
alam semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada
ini nyata ada dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai
tergantung pada apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek
tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.
Menurut
idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang
apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan
diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai
pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang
mengenai nilai tersehut. Menurut realisme, pengetahuan terbentuk berkat
bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan
menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil
dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu
pada nilai-nilai yang telah teruji ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang masa.
3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Perenialisme
berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang
ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang
telah teruji. Menurut perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia
dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah
persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai
indah haruslah dapat dipandang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar